Tatkala game online menjadi pereda kejenuhan bagi anak-anak.
Masa terampil pun berubah ke masa arogansi maya.
Permainan anak-anak yang kian menjauhkan dari kenyataan.
Pola yang mengolah diri telah berubah menjadi pola tombol pintasan..
Tatkala euphoria tawuran menjadi arena prestasi bagi para remaja.
Pena dan buku yang merevolusi menjadi gir bersabuk dan parang.
Keteduhan masa pendidikan yang terkontaminasi anarkisme seolah tak terdidik.
Pola persahabatan yang terjangkit mental mavia kelas trotoar..
Menjadi kawan pada kedamaian adalah kegagahan yang mengayomi.
Pernakah kau lihat diantara binar mata mereka, ada lambaian yang merindukan rangkulan karya kita.
Mereka yang tak memahami pengorbanan idealisme ataukah jalan kesenangan diri
Antara persembunyian dan pelarian dari kenyataan yang belum terkendali.
Antara teriakan aspal dan kerancauan rambu jalanan.
Bukankah masa depan dipelupuk mata mereka masih menjadi kegamangan.
Kesamaran dalam debu jati diri yang terhalau kabut jaman.
Di kedalaman permainan hiruk-pikuk yang melabilkan keberadaan diri.
Antara aku berkawan siapa.. dan akan menjadi apa..??
Antara keharusan dalam tuntutan dan kesadaran dalam pemikiran.
Kini arena kecurangan dan candu menjadi wadah yang mewabah.
Masa produktif terlalaikan masa berpolainstan penuh pintasan.
Menjadi muda dan berdaya guna telah kalah pamor dengan muda dan bergaya rupa
Siapakah yang memiliki jiwa –jiwa terserak yang lepas landas dari ketinggian cita-cita dan budi pekerti ini..??
Mereka.. Adikmu kah..?
Kawanmu kah..?
Tetanggamu kah…?
Anakmu..?
Atau jiwa yang bernama diri ini…..?
Kawan…
Tidakkah telinga, mata dan hati ini senantiasa mengeja tanda… yang kelak mengajarkan pada keluhuran budi.
Bukankah bangsa kita terhampar anggun diantara tanah dan airnya.
Bangsa yang menempa air mata dan peluh menjadi karya sejarah dan kemerdekaan.
Kawan..
Kita disini berkumpul merapatkan visi untuk cita, karya dan kreatifitas..
Mengentaskan diri lebih terampil menyikapi zaman yang penuh tantangan ini..
Sejauh apapun kita melangkah dan berkarya.. tanah air ini tak kan kulupakan
dan akan tetap ku banggakan.
Kita berkreatifitas bukan dalam tuntutan & beban ..
Akan tetapi panggilan jiwa dan kesadaran mengaktualisasikan diri diantara keterbatasan
Karya kita bukan untuk persaingan dan ajang sikut-sikutan..
Bukan pula untuk membanggakan dan mematenkan hak cipta
Karna hak cipta adalah semata milik Tuhan..
"Byb"
June 2015
*Sajak ini disuarakan ketika berpartisipasi di acara "FREAK Depok 2015"
(Festival Ramadhan Kreatif bersama Komunitas Depok 2015) pada tanggal 4 Juli 2015, pembacaan sajak yang dibawakan oleh saudara Alin Rico.
Tweet
Menjadi Perdaya atau Berdaya
Reviewed by Obet
on
August 20, 2015
Rating:
No comments: