Malang benar nasib kita, sejak kecil dibuai beraneka keunggulan bangsa hingga malas berkarya. Kita pantas berduka, karena sejak lama, banyak khayalan yang memenuhi memori dengan paksa. Jum’at kliwon hanya puncak gunung es brutalnya tipu daya iblis untuk menggelincirkan kita. Hasilnya: kita takut ke kamar mandi, tak berani keluar malam, bahkan kita siapkan tasyakuran & selamatan agar tak diganggu roh nenek moyang. Cerita seram, penampakan, dan tukang kibul dengan pakaian kiai akhirnya panen undangan, karena kemampuan supranatural jadi dewa dan ukuran kedigdayaan.
Ketika persiapan telah matang dan Adam siap dipamerkan, Allah memilih jum’at untuk launching produk pilihan. ‘Hari terbaik selama matahari bersinar adalah hari jum’at, hari Adam diciptakan, turun ke bumi, wafat, dan kiamat diluncurkan.’ (muslim/1973, abu daud/1046, tirmidzi/491, ahmad II/401). Hari yang kita takuti ternyata hari terbaik yang Allah pilihkan untuk ayah kita. Kita akan terseret terlalu jauh jika berseberangan dengan selera Allah SWT. Ketika bunga tujuh rupa kita hadirkan, air tujuh sumur kita sediakan, sejatinya lebih karena kita terlalu terpesona dengan kemampuan mistis paranormal yang sebenarnya juga pusing mencari makan. Tapi kalau kita maksa, Rasul juga menyediakan tujuh hal yang sangat baik kita lakukan untuk menyambut hari pilihan: mandi, wangi-wangian, shalawat, surat kahfi, lebih pagi ke masjid, siwak, dan memilih pakaian.
‘Adam diciptakan hari jum’at, tepatnya setelah ashar, agak sedikit menjelang malam’ (bukhari/6400, muslim/6985). ‘Di hari jum’at, ada waktu yang kalau kebetulan seorang hamba berdoa, pasti dikabulkan’ (muslim/1970, abu daud/1046, tirmidzi/491, nasa’i/1431). Ulama menafsirkan, waktu tersebut adalah waktu yang setara dengan ketika Adam diciptakan. Ibnu mas’ud mungkin pantas kita sebut legenda, suatu jum’at beliau masuk masjid di pagi buta, karena beliau memang sudah terbiasa, tapi wajah beliau tiba-tiba berubah mendung karena sudah ada 2 orang yang mendahuluinya, beliaupun terus memukul paha sambil berkata: jadi orang ketiga…?, beliau terus berkidung duka sambil memukul paha, tapi akhirnya beliau sadar lalu berujar: no.3….? ehm… boleh juga…. Jadi kalau hingga detik ini masih membuat stereo type seram tentang jum’at kliwon yang sebenarnya biasa, sementara Allah dan Rasul-Nya malah memperlakukannya begitu mulia, kira-kira…pandangan siapa yang mesti ditinjau ulang kebenarannya??? Wallahu A’lam.
http://www.e-arrahman.com/?p=400
Friday The 13th
Reviewed by Obet
on
March 24, 2012
Rating:
No comments: